Thursday, September 20, 2007

Brain gym

Anda pasti berharap anak Anda pintar, lincah dan energik setiap saat. Salah satu caranya dengan memberikan asupan gizi yang lengkap bagi anaknya sejak dini, dan memberikan pendidikan sejak dini.
Selain metode tersebut, kini Anda juga bisa mencoba metode brain gym untuk menstimulasi perkembangan otak anak Anda. Karena ternyata bukan hanya tubuh dan wajah saja yang membutuhkan senam, maka otakpun ternyata memerlukan senam untuk merangsang tumbuh kembangnya.

Menurut ahli terapis brain gym 101 tersertifikasi Lely Tobing, brain gym atau senam otak merupakan serangkaian gerakan sederhana yang dapat membantu perkembangan otak secara keseluruhan, baik dalam sisi koordinasi mata, telinga, tangan dan seluruh anggota tubuh. ”Pada awalnya, program ini diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus, namun seiring waktu diterapkan juga untuk anak-anak normal untuk menstimulasi otaknya agak berkembang lebih optimal,” ujar Lely dalam kegiatan sehari brain gym yang digelar oleh Huggies pekan lalu.
Selain itu, program dari Educational Kinesiology Foundation USA yang dikembangkan oleh Dr. Paul E Dennison ini, ditujukan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, bahasa, sosial dan emosional anak secara bertahap, sehingga kemampuan belajar anak bisa meningkat.
Melampui tiga dimensi
Lely menyebutkan bahwa brain gym memiliki tiga dimensi pelatihan, yakni dimensi lateralitas, (kiri-kanan) untuk melatih koordinasi tubuh kiri kanan. Jika anak bermasalah dalam dimensi lateralitas, maka bermasalah dalam koordinasi tubuh kiri-kanannya seperti sulit memakai baju sendiri, lempar tangkap bola, menggambar, komunikasi, bernafas dll.
Yang kedua adalah dimensi centering (pemusatan, pengaturan), untuk koordinasi tubuh atas dan bawah, atau untuk system limbis (midbrain) dan otak besar (cerebral cortex). jika dimensi centeringnya bermasalah, maka koordinasi tubuh atas bawah tidak bagus seperti sulit melompat, keseimbangan, jongkok berdiri, gampang jatuh tersandung, takut ketinggian, dari sisi emosi yang tak terkontrol, agresif atau pasif.
Yang terakhir adalah dimensi fokus (fokus pemahaman) untuk mengkoordinasi bagian tubuh muka belakang, batang otak atau brainstem dan bagian depan otak (frontal lobes). Untuk anak yang dimensi fokus tidak seimbang maka akan tampak koordinasi depan belakang yang bermasalah seperti: gampang capek, otot-otot kaku terutama bagian belakang, gampang tantrum, fokus kurang, tidak mampu mengendalikan diri kapan berhenti dan kapan untuk maju dalam berbagai hal.
Selain untuk anak-anak, brain gym juga bisa dilakukan orang dewasa untuk meningkatkan kosentrasi, stamina, stress release, fokus, perilaku dan ketenangan emosi, performa olah raga, rasa percaya diri, menyanyi, musik, matematis, dll.
Sementara jika brain gym dilakukan pada anak dibawah 3 tahun, maka otak mereka dapat terstimulasi dengan optimal sehingga bisa memiliki kepribadian yang baik, relaks, lebih konsentrasi, punya daya ingat tinggi, dan terhindar dari berbagai masalah seperti disleksia, dispraksia dan sebagainya.
Tahapan brain gym
Setiap anak, umumnya akan mengalami lima tahapan dalam perkembangannya, antaralain tahapan ketika bayi lahir, dimana dia bisa bergerak namun tidak berpindah tempat (movement without motility). Tahap kedua adalah saat belajar bergerak dengan merayap (crawling), lalu belajar merangkak (creeping), berjalan (walking), dan berlari (running). “Jika tahapan ini terlewati, maka biasanya anak akan mengalami hambatan fungsi otak ataupun organ fisiknya,” tambah dia.
Sebelum brain gym dimulai sebaiknya dilakukan konsultasi pada dokter, dan juga dilakukan langkah pemanasan yang disebut PACE (Positive, Active, Clear dan Energetic) untuk menciptakan keadaan yang nyaman untuk belajar yang terdiri dari 4 aktifitas sederhana yaitu air, saklar otak, homolateral/gerakan silang dan kait relaks.
Keuntungan brain gym inipun diakui oleh Cherryl Fika, ibu dari Teuku Rasya (5 bulan). Menurut dia, kegiatan brain gym ini sangat membantunya dalam melatih kemampuan otak dan juga fisik putranya. Selain itu, dia juga mengaku jadi merasa lebih dekat dengan anaknya setelah melakukan beragam kegiatan yang melibatkan ibu dan anak seperti halnya gerakan brain gym ini. ”Menurut saya gerakan ini sangat sederhana, aplikatif, dan bisa diterapkan pada saat kita di rumah. saya pun, sering melakukannya sebelum memandikan anak saya saat mandi pagi atau mandi sore,” ujar Cherryl yang mengaku sering mengikuti beragam seminar yang bertema stimulasi otak pada anak itu.
Selain itu, Cherryl juga mengaku setelah melakukan brain gym, anaknya menjadi lebih kreatif dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan juga teman sebayanya.

Gerakan Brain Gym bagi anak usia 6-12 bulan
1. Saklar Otak : Memijit dua titik di bawah clavicular kiri-kanan dari sternum, sambul tangan lain memegang pusar untuk mengaktifkan sisi otak kiri dan kanan, meningkatkan energi ke mata
2. Tombol Bumi : Memijit titik dibawah bibir dan tangan lain di tulang kemaluan untuk mengaktifkan energi di otak tengah, menyeimbangkan emosi, mengaktifkan kemampuan melihat atas dan bawah
3. Tombol Angkasa : Memijit titik di atas bibir dan tangan lain memegang tulang ekor untuk mengaktifkan energi ke otak, menyeimbangkan kemampuan melihat jauh dekat, menyeimbangkan emosi
4. Gerakan Homolateral : Mengerakkan kaki kiri dengan tangan kiri bergantian dengan sisi yang lain, secara pasif untuk mengaktifkan spesialisasi otak kiri dan kanan, lateralisasi.

Sementara itu, untuk anak usia 13 bulan hingga 24 bulan, gerakan yang dilakukan sama dengan diatas, hanya ditambah dengan gerakan silang seperti menggerakkan kaki kiri dan tangan kanan lalu bergantian, dengan fokus pada bahu dan panggul untuk mengaktifkan otak kiri dan kanan secara simultan, menyeimbangkan fungsi kedua belahan otak.
Gerakan silang ini baik untuk menstimultan otak karena pada dasarnya, fungsi otak sendiri dapat dikembangkan dengan mempolakan gerakan gerakan pola silang (menyilang garis tengah tubuh, cross pattern), dan gerakan pola satu sisi (homolateral).