Friday, November 21, 2008

Utopia - Serpihan Hati

dimatamu aku tak bermakna
tak punyai arti apa-apa
kau hanya inginkanku saat kau perlu
tak pernah berubah..
kadang ingin kutinggalkan semua
letih hati menahan dusta
diatas pedih ini aku sendiri
selalu sendiri...
serpihan hati ini kupeluk erat
akan kubawa sampai kumati
memendam rasa ini sendirian
ku tak tau mengapa
aku tak bisa melupakanmu...
kupercaya suatu hari nanti
aku akan merebut hatimu
walau harus menunggu sampai ku takmampu
menunggumu lagi........


Tuesday, October 28, 2008

i love u

garis-garis kerutan mulai tampak diantara goresan wajah yang kuhafal diluar kepala itu
urat lelah jelas timbul diantara pelipis kiri, leher, dan lengan yang sudah mulai melemah
betapa banyak yang telah berubah setelah hampir 30 tahun kita saling mengisi
kekhawatiran seringkali berbisik direlung hatiku
apakah kalian bahagia?
apakah kalian kecewa?
apakah kalian menangis?
apakah kalian tertawa?
apakah kalian sakit?
apakah kalian sehat?
biarkan aku menyimpulkan senyum diwajah itu
biarkan aku menghapus airmata diwajah itu
biarkan aku mengabdikan seluruh jiwa dan ragaku
untuk mereka ayah ibuku

i love u so much mama&papa

Friday, October 10, 2008

mulai dari nol lagi

Kalimat dalam salah satu commercial break itu begitu sederhana, namun mampu menyentil hati dan pikiranku begitu dalam. Memulai dari nol lagi, kalimat yang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan, seperti halnya memaafkan sesuatu dengan tulus tanpa harus menyimpan kenangannya dalam hati dan jiwa kita.
Memulai dari nol lagi, mungkin itu yang harus dilakukan orang-orang sepertiku yang mulai kebingungan mencari yang terbaik bagi dirinya sendiri.
Seperti halnya Idul fitri yang baru saja lewat, kuharap dapat memulai semuanya dari nol lagi. Belajar memaafkan dan memulainya dari nol lagi, pasrah dan belajar menerima semuanya dari nol lagi, melupakan semuanya dan memulai hidupku dari nol lagi.
Belajar melupakan semangkuk sop iga, seporsi sate padang, segelas jus alpukat dan es teh manis dan memulai semuanya dari nol lagi, dengan menu baru yang tak harus meniru daftar menu yang sudah ada digenggaman orang lain, atau memaksa menu seleraku pada orang lain.....

Monday, September 22, 2008

menunggu datangnya si ular besi


Bis itu melaju tanpa henti, ketika ratusan kendaraan disampingnya mengantre dalam kepadatan lalu lintas. Hampir sebagian penumpang didalamnya menarik nafas seolah bersyukur berada disana ketimbang dimobil mewah yang terimbas macet hingga puluhan meter itu.

Yah, ratusan penumpang busway lainnya mungkin juga ikut bersyukur setiap harinya bisa lepas dari kemacetan yang menjadi sumber kepanikan kala beraktifitas. Sejak dirintis beberapa tahun lalu, busway memang menjadi salah satu pola transportasi makro di Jakarta yang dirancang mengurai benang kusut kemacetan Ibukota.

Bersama busway, tiga sarana transportasi lainnya ikut dipersiapkan Pemprov DKI Jakarta dalam konsep PTM itu yakni Light Rail Transit (LRT) atau monorel, Mass Rapid Transit (MRT) atau subway, dan transportasi sungai (waterway). Keempatnya, ditarget dapat terintegrasi mulai 2012.


Menurut Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, masalah kemacetan di Jakarta baru dapat diatasi apabila keempat pola transportasi makro yang melintasi kawasan bisnis Jakarta itu, telah berfungsi secara keseluruhan dan terintegrasi dengan baik.

Sayangnya, dari empat pola transportasi makro yang direncanakan, baru busway yang terealisasi pelaksanaannya. Sementara yang lain terpaksa terkatung-katung atau berhenti sama sekali akibat terbatasnya dana atau raibnya investor tanpa alasan yang tak jelas muaranya.

Adanya busway pun bisa jadi sebuah keberuntungan ditengah keterbatasan. Pasalnya, dari empat transportasi yang direncanakan, hanya pola transportasi darat inilah yang mampu direalisasikan Pemprov DKI sesuai kondisi infrastruktur dan kemampuan keuangannya.

Penuntasannya pun belumlah usai. Dari 16 koridor yang direncanakan, baru tujuh busway yang terealisasi, sedangkan tiga koridor lainnya ditarget rampung akhir tahun ini. Dari segi pendanaan Pemprov bukan tidak keteteran. Pasalnya, selama ini busway masih disubsidi APBD Rp8.000 per karcis dari harga jual konsumen Rp3.500 guna menutupi biaya produksi Rp10.500.

Belakangan muncul konflik baru antara Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta, dengan konsorsium busway sebagai pengelola terkait nilai pembayaran perbedaan pendapat atas nilai rupiah per kilometer operasionalisasi busway. “Pembayaran tagihan operator juga beberapa kali terlambat karena APBD yang belum turun,” ungkap Kepala BLU Drajat Adhyaksa.

Masalah lain muncul antara Pemprov DKI dengan Petross Gas selaku penyedia bahan bakar gas busway ketika merasa hak kontraknya dilangkahi. Atas kasus itu, Pemprov dituntut pembayaran uang senilai Rp15 miliar atas kerugian yang dialami Petross Gas selama terikat kontrak. Tapi, hingga kini kedua masalah itu belum menemukan jawab yang pasti.

Sementara perkembangan baru muncul dari proyek MRT, yang perda pembentukan perusahaan pengelolanya baru diketok DPRD DKI 9 Juni lalu. Sedikit melangkah, proyek ini diharapkan menjadi transportasi modern kedua yang ada setelah busway.

Untuk kebutuhan dana Rp10,26 triliun, DKI juga sudah mendapat jaminan sumber pendanaan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar Rp8,36 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari penyertaan modal pemerintah pusat Rp1,25 triliun, dan penyertaan modal pemprov Rp0,65 triliun.

Dari total pinjaman JBIC, sekitar Rp163 miliar telah dikucurkan pada pemerintah pusat, sementara sisanya akan dikucurkan setelah perjanjian pinjaman tahap kedua ditandatangani Juni 2008, serta PT MRT terbentuk.

Kini, Pemprov DKI tengah menyusun susunan direksi sementara PT MRT dan membebaskan lahan sepanjang Lebak Bulus Dukuh Atas untuk pembangunan infrastrukturnya yang ditarget dimulai Maret 2009.

Namun, mewujudkan subway bukanlah langkah yang mudah. Untuk merealisaikannya, APBD DKI jadi taruhannya. Setidaknya, hingga 2048, resiko tekanan kas akan terus menggerogoti APBD DKI.

Kewajiban nonutang yang akan menggerus APBD itu diperkirakan Rp1,82 triliun, yang terbagi sejak masa pembangunan (2008-2015), masa awal operasi (2016-2018), masa stabil (2019-2025), dan masa pengembangan (2026-2048).

Untuk kewajiban utang, Pemprov DKI akan terbebani utang Rp4,81 triliun dan beban bunga 0,9% atau Rp1,02 triliun. Kewajiban tersebut setidaknya akan membebani APBD DKI dalam kurun paling sedikit 30 tahun.

Masalah inilah yang lantas membuat mayoritas fraksi di DPRD menunda pengesahan perda PT MRT selama lebih dari dua bulan. Sekretaris Komisi B Nurmansjah Lubis (F-PKS) mengatakan Pemprov DKI perlu menjelaskan beban utang yang dialami APBD dan meminta persetujuan pinjaman tersebut. “Sejak mengajukan pinjaman beberapa tahun lalu, kami belum pernah dimintai persetujuan,” demikian alasan Nurmansjah.

Namun sekukuh DPRD, Fauzi Bowo pun tak kalah kukuh. Dia menegaskan, MRT merupakan salah satu transportasi yang wajib dimiliki warga Jakarta jika tidak ingin mengalami stagnasi lalu lintas dimasa datang. Pasalnya, kata dia, sistem transportasi masal di DKI akan diarahkan pada sistem rel kereta api yang merupakan satu-satunya transportasi masal yang mampu membawa penumpang dalam jumlah yang besar. Kemenanganpun ada ditangan Fauzi Bowo setelah palu pengesahan perdapun sah diketok.

Jika daftar masalah tersebut tuntas, maka lintasan subway MRT akan segera berdiri sepanjang 14,3 km Lebak Bulus-Dukuh Atas dengan 9 stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, dan Senayan), serta tiga stasiun bawah tanah (Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Dukuh Atas).

Meski mengalami konflik yang cukup mengganggu, toh nasib busway dan subway tidak seburuk monorel yang terjungkal ditengah jalan. Proyek yang diresmikan sejak Juni 2004 silam oleh mantan Presiden Megawati Sukarnoputri itu hingga kini hanya menyisakan tiang pancang di kawasan Asia Afrika yang mulai karat dimakan usia. Padahal, sejak awal monorel disebut-sebut bisa dinikmati warga Jakarta per 2006 lalu.

Persoalan terkendalanya proyek bernilai US$630 juta atau sekitar US$23,3 juta per km untuk total 27 km lintasan itu, muncul setelah PT Jakarta Monorel yang ditunjuk sebagai konsorsium pelaksana proyek MRT menyerah dalam pendanaan.

Meski didukung keuangan yang cukup besar dengan kepemilikan PT Indonesia Transit Central dan The Omnico Consortium (Singapura) dengan kepemilikan masing-masing, penolakan Dubai Islamic Bank (DIB) dalam pendanaan, membuat perusahaan pimpinan Sukmawati Syukur itupun urung langkah.

Akibatnya, proyek dua jalur Green Line dan Blue Line itu, tersendat selama hampir empat tahun terakhir. Belakangan, karena sudah tidak mampu lagi mencari pendanaan PT JM menyerahkan pengelolaan pada Pemprov DKI Jakarta. “Kami serahkan semuanya pada Gubernur untuk memutuskan proyek ini,” ujar Sukmawati setelah terancam kontraknya dengan DKI terputus akibat ketidakmampuannya mewujudkan proyek tersebut.

Meski sempat menolak, Fauzi Bowo mau tak mau harus mengambil alih. Untungnya, angin segar datang setelah Menko Perekonomian melayangkan surat yang menyatakan pemerintah pusat akan menggiring proyek monorel hingga tuntas, dengan keterlibatan dari Dephub, Depkeu, Bappenas, dan Menko serta Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI).

Kini, Pemprov didapuk menghitung ulang kebutuhan proyek dan mencari investor baru, setelah akhir Mei 2008 Bank Dunia menolak mentah-mentah proyek yang dianggap merugi oleh Fauzi Bowo.

Perhitungan baru dari beberapa versi muncul saat ini, Bappenas yang memasukan proyek ini dalam daftar proyek 70 infrastruktur 2006-2009 menyebutkan biaya proyek monorel sebesar US$650 juta, sedangkan DIB berhitung US$525 juta. Yang paling fantastis adalah perhitungan versi Bank Dunia yang menyebutkan proyek monorel bakal menelan biaya US$800 juta.

Setali tiga uang dengan monorel, proyek angkutan sungai waterway harus cukup puas dengan uji coba yang diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada tanggal 6 Juni 2007. Hingga kini, perahu modern itupun urung berlayar. “Saya belum tahu kapan dioperasionalkan,” terang Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono.

Untuk proyek ini, Pemprov DKI Jakarta telah menggelontorkan dana sebesar Rp8 miliar untuk pengerukan sungai di tujuh titik sepanjang alur Banjir Kanal Barat (BKB), pada Oktober 2006.

Berdasarkan skema, waterway akan melintas sepanjang 1,7 km melintasi kawasan Halimun, Stasiun KA Dukuh Atas, KH. Mas Mansyur dan berakhir di Pintu Air Karet Tanah Abang. Pengoperasiannya memanfaatkan Banjir Kanal Timur (BKT), Banjir Kanal Barat (BKB), menyambung BKT dan BKB, dan menormalisasi kali-kali yang ada.

Pola inipun sejalan dengan konsep waterfront city untuk mendorong pengembangan pariwisata air di Kota Jakarta. Dari empat transportasi yang ada, waterway juga menjadi transportasi termurah yakni Rp1.500 per penumpang. Selain itu, konsep transportasi ini juga disebutkan lebih ramah lingkungan, serta mampu mengurangi budaya membuang sampah sembarangan dan menghilangkan pemukiman liar disepanjang sungai.

Meski proyek itu belum terealisasi, Kepala DPU DKI Wishnu Subagyo mengatakan jika proyek waterway berjalan, maka transportasi ini berpotensi dilanjutkan sampai ke Muara Angke, dengan lintasan Jembatan Pesing sampai Muara Angke.

Minggu sore, di dermaga Karet, dua unit kapal berwarna putih berkapasitas 28 orang siap berlayar menuju senja di Halimun. Sementara di ujung Kampung Melayu sana, ratusan pegawai antre menggesek kartu elektronik berbayar sebelum menaiki monorel, ketika puluhan pencinta Persija berhamburan dari stasiun subway Dukuh Atas selepas menyaksikan klub kesayangannya berlaga di Stadion Lebak Bulus. Minggu sore, disuatu ketika.


Thursday, September 18, 2008

Jakarta kota budaya macet


Sepanjang lima tahun terakhir menjadi imigran di Jakarta, ada beberapa budaya yang saya pandang identik dengan Jakarta, ondel-ondel, lenong, si pitung, kerak telor, dan macet. Untuk yang terakhir ini, tampaknya kini justru menjadi budaya yang paling nempel dibenak warga Jakarta dibandingkan budaya lainnya yang habis terkikis zaman.

Betapa tidak, hampir semua titik lalu lintas di Jakarta saat ini akrab dengan kemacetan. Mulai dari jalur lalu lintas utama sepanjang Sudirman Thamrin, hingga jalan tikuspun tak luput dari benang kusut kemacetan.

Kenyataan itu diperkuat dengan data Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta dengan definisi rawan macet yakni arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang.

Ada beberapa hal yang kemudian menjadi kambing hitam terjadinya macet, pertama ketimpangan antara jumlah kendaraan dengan jumlah jalan yang berbanding 10:5%.

Hingga akhir 2007, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta kurang lebih 5,7 juta unit, dengan 98% merupakan kendaraan pribadi, dan 2% sisanya kendaraan umum. Sementara panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km dengan luas jalan 40,1 km2, dan pertumbuhan panjang jalan 0,01% per tahun.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan jumlah kendaraan pribadi di jalan Jakarta yang mencapai 700.000 unit setiap harinya, menjadi sumber utama kemacetan.
Selain itu, dibandingkan kota-kota lainnya Jakarta merupakan kota tercepat dalam pertumbuhan jumlah kendaraan sebesar 11% dengan dominasi kendaraan roda dua.

Padahal, kata dia, sarana jalan di Jakarta yang hanya 7% dari luas seluruh wilayahnya dengan sistem satu lapis, tentu saja tidak mampu menampung jumlah kendaraan tersebut dalam waktu bersamaan. Akhirnya, di jam-jam sibuk, kemacetan diberbagai ruas jalan sulit dikendalikan.

Dibandingkan dengan kota Tokyo yang memiliki luas jalan mencapai 17% dari total area wilayahnya, dengan konsep lima lapis jalan. Jadi, dapat dibayangkan berapa tahun lagi lalu lintas Jakarta akan seperti ibukota Jepang itu. “Kondisi ini menambah komplikasi sistem pengendalian yang kita lakukan,” ujar Fauzi Bowo.

Selain warga Jakarta, kemacetan diperparah oleh para pelaju dari kota sekitar Jakarta yang bekerja di Jakarta setiap harinya. Tahun lalu, diperkirakan sekitar 600.000 kendaraan komuter dari Bodetabek masuk ke Jakarta setiap harinya dan ikut memadati jalan-jalan di Ibukota.

Masalah kedua muncul akibat mandeknya beberapa proyek konstruksi yang ada di jalan. Khusus Jakarta, proyek pembangunan infrastruktur yang sering menyebabkan kemacetan yakni pembangunan aksesibilitas utilitas seperti fly over, galian dan pembangunan sarana transportasi seperti busway dan monorel yang mandek hingga kini.

Dari tiga proyek busway koridor VIII (Lebak Bulus Harmoni), IX (Pinang Ranti-Pluit) dan X (Cililitan-Tanjung Priok), tercatat potensi kemacetan di 33 titik pembangunan halte tertunda tersebut. Sedangkan jika pembangunan konstruksi monorel kembali dimulai, maka potensi kemacetan di 30 titik bakal bertambah.

Data statistik itu, belum ditambah dengan agenda pembangunan DKI tahun ini yang juga berpotensi besar terhambat akibat terlunta-luntanya pencairan APBD. Misalnya saja pembangunan Fly Over atau jembatan Latuharhari yang tahun ini dianggarkan Rp40 miliar dalam pembangunan tahap II.

Kemandekan lainnya yang menyebabkan macet cukup parah di DKI yakni perbaikan jalan rusak Jakarta. Setiap tahunnya, dejavu permasalahan ini kembali terulang. Hal itu disebabkan anggaran perbaikan jalan di DKI termasuk anggaran rutin. Akibatnya, setiap tahunnya dana perbaikan jalan harus menunggu turunnya APBD yang lagi-lagi mengalami nasib serupa dengan kondisi jalan itu sendiri, alias macet.

Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, kerusakan jalan di DKI akibat banjir dan hujan awal tahun mencapai 456.300 meter persegi, atau 1,17% dari luas jalan DKI. Kerusakan terdiri dari 15.427 meter persegi jalur busway dan sisanya, 440.873 meter persegi jalur reguler. Berdasarkan data Traffic Manajemen Center (TMC), jalan rusak di DKI telah mencapai 120 titik lubang. Tahun lalu, kerusakan jalan di ibukota mencapai 1,06 persen atau mencapai 414.000 meter persegi.

Idealnya, menurut Kepala Dinas PU DKI Whisnu Subagya, pemeliharaan jalan di Jakarta membutuhkan dana Rp280 miliar per tahun. Tahun ini, Pemprov DKI mengusulkan dana Rp54 miliar pada APBD 2008 untuk perbaikan jalan rusak, namun hanya disetujui Rp27 miliar oleh DPRD, sementara sisanya dialihkan untuk perbaikan jalan di tingkat lokal (kotamadya).

Karena APBD yang terlambat, maka dari target rampung April 2008, perbaikan total baru bisa dimulai Mei 2008 kemarin. Sebelumnya perbaikan jalan dilakukan secara bertahap oleh Dinas PU DKI dengan menggunakan dana percepatan APBD.

Faktor ketiga kemacetan, karena beralihnya fungsi jalan menjadi lahan parkir, terminal bayangan, pangkalan ojek dan tempat berdagang. Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurrachman, setidaknya ada 140 lokasi terminal bayangan di Jakarta, dengan masing-masing 30 lokasi di Jakarta Pusat, 32 lokasi Jakarta Utara, 17 lokasi Jakarta Barat, Jakarta Selatan 28 lokasi dan Jakarta Timur 33 lokasi.

Sedangkan jumlah parkir liar diperkirakan lebih dari lima kali lipat jumlah terminal bayangan di Jakarta. Menjamurnya fasilitas umum ilegal ini, umumnya berbanding lurus dengan kegiatan bisnis disekitarnya. Semakin tinggi mobilitas bisnis diwilayah itu, maka parkir liar pun muncul.

Beberapa kawasan yang terkenal dengan kawasan parkir liarnya a.l lokasi wisata kuliner jalan Sabang, wisata malam jalan Jaksa, sepanjang kawasan Benhil, dan titik transfer mobilitas kendaraan di UKI Cawang.

Namun, bagi pedagang kaki lima dan asongan, kemacetan justru menjadi peluang peningkatan penghasilan mereka, yang sengaja mereka incar keberadaannya. Sebut saja pedagang kaki lima diseputaran blok A tanah Abang, yang setiap hari jumlahnya makin banyak. Meski penertiban terus dilakukan secara rutin, namun mereka seolah enggan meninggalkan tempat yang dianggap sebagai salah satu tambang emasnya para pedagang kaki lima itu. Akibatnya, kemacetanpun makin semrawut.

Kemacetan regulasi

Menghadirkan kemacetan di kota Jakarta ternyata tak sesulit menghapuskannya. Bertahun-tahun penguasa ibukota negara ini mencoba mengatasinya, bertahun-tahun itu pula kegagalan yang kembali dipetik.

Sejak kota Batavia ini dipimpin oleh Ali Sadikin diera 70an, para pakar transportasi telah menyebutkan macet akan membelenggu Jakarta. Kemudian serangkaian proyek mulai dilakukan termasuk pembangunan sarana fisik dan perbaikan Jakarta, yang kini dikenal dengan jalan MH Thamrin. Selain itu, konsep moda transportasi masal pun mulai didengungkan.

Hingga era kepemimpinan Fauzi-Bowo dan Prijanto saat ini, serangkaian skenario terus digulirkan. Mulai dari realisasi moda transportasi masal, pemberlakukan hari bebas kendaraan (car free day) setiap akhir bulan, sosialisasi program bike to work, dan peningkatan disiplin berlalu lintas. Namun, lagi-lagi langkah tersebut belum kunjung membuahkan hasil memuaskan.

Bahkan, upaya pengurangan kendaraan melalui peningkatan pajak kendaraan bermotor dan BBNKB tetap tidak bisa menghentikan arus masuk kendaraan di Jakarta. Tahun ini, rencana kenaikan DPP PKB dan BBNKB yang dipatok naik 5% dari nilai jual kendaraan tahun lalupun, diyakini Nurrachman tidak mampu menyetop warga Jakarta untuk membeli mobil dengan alasan prestise.

“Walaupun pajak kendaraan naik setiap tahunnya, jumlah kendaraan pribadi terus bertambah,” tegas dia.

Sedangkan upaya untuk menertibkan terminal bayangan, parkir liar dan PKL pun tidak mudah begitu saja dilakukan. “Perlu kajian dan kanalisasi. Karena adanya mereka berawal dari yang kecil kemudian melebar,” demikian alasan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto.

Penertiban teranyar yang ditempuh Pemprov DKI mengatasi penyebab macet yakni menggembok ban mobil-mobil yang parkir sembarang. Agenda rutin mingguan ini juga belum menunjukkan hasil yang cukup signifikan karena belum diterapkan secara serempak dilima wilayah DKI.

Setiap program perbaikan kerap dianggap sebagai kegiatan musiman, dan kedisplinan berlalu lintas dianggap sebagai peraturan yang bisa dilanggar asalkan mau kompromi. Rambu-rambu lalulintas seolah hanya sebagai penghias jalan yang harus ditaati ketika aparat berjaga saja.

Entah ini terkait budaya Indonesia yang dikenal sebagai negara korupsi sehingga penegakan disiplin berlalulintas yang seyogyanya menyangkut keselamatan dan nyawa seseorangpun bisa dikompromi dengan uang. Akibatnya, sanksi tilang dengan mudah ditangkis dengan lembaran uang gobanan

Akhirnya, mengutip ucapan Gubernur DKI Jakarta, regulasi saja ternyata tidaklah cukup dalam mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. “Perlu koordinasi dan kesadaran bagi kita semua,” tandas dia.

Yah, memang diperlukan kesadaran bersama untuk menyadari macet bukanlah masalah sepele. Macet adalah masalah yang sangat merugikan. Ketika kerugian akibatnya telah mencapai Rp12,8 triliun per tahun atau berselisih Rp7,79 triliun dari APBD DKI tahun ini.

Kerugian tersebut, termasuk kerugian kesehatan akibat emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor. Berdasarkan penelitian WHO pada 2006, kualitas udara di Jakarta menduduki peringkat ketiga terburuk di dunia setelah Meksiko City dan Bangkok, dengan hampir 100% kawasan Jakarta memiliki tingkat pencemaran partikel debu dilevel indeks antara 200-300.

Akibatnya, warga Jakarta terancam mengidap penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), asma, kanker paru-paru, dan mengakibatkan anak-anak di Jakarta rentan memiliki Iq rendah (jongkok).

Lebih dari itu apabila situasi dan kondisi transportasi di Ibukota terus dibiarkan, para ahli transportasi perkotaan memperkirakan pada 2014 Jakarta akan mengalami stagnasi lalulintas. Wallahu alam

Thursday, July 17, 2008

aku mencintaimu wahai diriku

Berhentilah menangis wahai sayangku
Lepaskanlah resahmu dan kembalilah kepelukanku
aku akan selalu ada untuk mencintaimu sepanjang hidup
mendekapmu setiap saat
membisikkan kata-kata manis ditelingamu
tersenyumlah, tertawalah kita akan melewati semua ini
tenanglah kau cintaku
aku akan selalu ada untukmu,
karena padakulah kau bisa merebahkan dan menidurkan gelisahmu
lepaskanlah semuanya karena aku akan selalu ada untukmu selamanya

tersenyumlah kau diriku


Monday, July 14, 2008

Ternyata cinta....

Ternyata cinta bisa mati seperti mahluk pengidapnya
mati oleh sakit berkepanjangan
maka ketika rasa itu mati,
biarlah aku pergi
tanpa airmata
tanpa penyesalan
tanpa kemarahan
tanpa kesakitan
hanya keikhlasan
maka biarlah aku pergi

Tuesday, April 08, 2008

Jika aku sebuah halte

Anggaplah aku sebuah halte di pinggir jalan pulangmu, ketika hujan turun dan kau harus berteduh di bawah ku.
Meski aku melindungimu dari derasnya hujan, angin tetap memercikan air ketubuhmu. Suhu dingin bahkan tetap kau rasakan. Dan kau tak sabar untuk pulang. Setiap menit kau hitung waktu kapan hujan akan segera berakhir. Karena rasa asing dan tak nyaman, kepalamu mendongak ke atas langit menanti cerahnya datang.
Ketika gerimis masih setia menyentuh tanah, kau putuskan untuk pergi menuju rumah yang menghangatkanmu, meski harus menerobos dinginnya hari itu. Kau tetap pulang, dan memutuskan tak kembali dan melupakan halte ku.

Monday, April 07, 2008

Jadul abiezzz

Jaman kejayaan SEMU+C (Cengeng) hehehhe. Akibat banci tampil semua, background yang gak layak pun tetep jadi ajang yang tepat buat naris heheheh. Fotografer dadakan alias calon kakak ipar (beneran udah jadi kakak ipar belum yah :p) tetep semangat memotret kita-kita yang sengaja memanfaatkan upaya dia mendekati mbak ia kekekekek, dasar anak nakal...
mau liat aksi yahud kita-kita? sok eta tah kikikikikikik







Thursday, February 28, 2008

maka, kutanamkan bencimu padaku

jika kata tak lagi bermakna,
maka kutanamkan bencimu padaku
ketika sikap tak jua berubah,
maka kutanamkan bencimu padaku
kala hati tak lagi berbudi,
maka kutanamkan bencimu padaku
saat moral tak lagi mengusik,
maka kutanamkan bencimu padaku
karena aku tak bisa melepasmu,
maka kutanamkan bencimu padaku
karena harapku mulai tumbuh,
maka kutanamkan bencimu padaku
agar kau tinggalkanku
selamanya.....

Friday, February 08, 2008

ereksi?

Disfungsi ereksi (DE) adalah penyakit yang sangat ditakuti oleh semua pria, karena dapat mencuri keperkasaan pria.
Kemampuan ereksi pria, memang menjadi penentu terjadinya hubungan seksual Namun ternyata sekedar mampu ereksi saja tak cukup untuk mencapai kepuasan seksual yang sempurna bagi Anda ataupun pasangan Anda.
Sebab berdasarkan hasil Pfizer Global Better Sex Survey (GBBS) terhadap perilaku seksual sekitar 12.558 pria dan wanita di 27 negara, ternyata tingkat kekerasan ereksi merupakan salah satu faktor utama dalam mencapai kepuasan seks yang lebih baik.
Dari survei tersebut ditemukan bahwa lebih dari setengah pasangan yang diwawancarai, merasa tidak puas dengan kehidupan seks mereka, karena tingkat kekerasan ereksi yang kurang memadai.

Setidaknya, hanya 38% pria yang merasa puas dengan tingkat kekerasan ereksi mereka. Sementara 67% lainnya, mengaku selalu mencapai ereksi meskipun 65% diantaranya tidak selalu dapat mempertahankan ereksi saat melakukan hubungan seksual.
Ereksi penentu kepuasan seksual
Menurut Wimpie Pangkahila, ahli dari pusat studi andrologi dan seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, kualitas ereksi menjadi penentu dalam kepuasan seksual pasangan.
Menurut dia, bila seseorang tidak bisa berereksi dengan baik, maka kepuasan seksual menjadi tidak optimal meskipun mereka bisa mencapai orgasme.
Umumnya, menurut Wimpie, reaksi penis terhadap rangsangan seksual itu beragam, mulai dari tidak ada reaksi sama sekali, membesar, membesar tidak sempurna (tidak tegang, tak cukup untuk hubungan seksual), ereksi (tegang, cukup untuk hubungan seksual), hingga ereksi dan tegang sempurna. Secara global, kualitas kepuasan seksual dan pengalaman seksual, bisa dicapai jika ereksi semakin keras.
Sayangnya, masih banyak pria-pria yang tidak menyadari bahwa mereka berpotensi mengalami DE karena tidak paham dengan tingkat kekerasan ereksi yang mereka alami.
Namun, mempertahankan kualitas ereksi yang terbaikpun bukan perkara mudah. Pasalnya, hal ini juga tergantung pada tingkat rangsangan seksual dan juga psikoseksual yang dirasakan.
Tingkat kekerasan ereksi juga dipengaruhi oleh usia seseorang, dimana semakin bertambah usianya, maka makin menurun pula derajat kekerasan ereksinya tersebut. Menurut Wimpie, hormon puncak pria terjadi pada usia 30 tahunan, sehingga derajat ideal kekerasan ereksinya pun bisa optimal pada usia tersebut.
“Pada usia remaja, sering juga muncul ereksi spontan yang biasanya mencapai hingga delapan kali pada malam hari ketika tidur. Ereksi ini juga biasanya akan kembali muncul pada pagi hari sebagai sisa dari ereksi spontan malam sebelumnya,” ujar Wimpie.
Tingkat kekerasan ereksi atau munculnya DE juga bisa muncul karena dampak dari terapi obat, operasi besar, radioterapi, dan kolesterol tinggi. Akan tetapi, menurut Wimpie, DE karena diabetes (yang menyebabkan gangguan pembuluh darah ke penis dan vagina) yang termasuk DE yang paling sulit diobati.
Tak sembarang ereksi
Berdasarkan penelitian GBBS didapatkan hasil bahwa tingkat kekerasan ereksi yang berbeda, akan memberikan kepuasan yang berbeda pula. Jadi, bagi Anda pria-pria yang masih mampu ereksi, sejauh mana sebenarnya tingkat kekerasan ereksi Anda saat ini? sudah tercapaikah kepuasan seksual Anda?
Dalam pertemuan tahunan European Association of Urology (EAU) maret lalu, ditemukan instrumen baru untuk mengukur tingkat kekerasan ereksi dalam mengontrol proses penanganan masalah disfungsi ereksi (DE) dalam metode Erection Hardscore Metode (EHS).
Metode yang diperkenalkan oleh DR Irwin Goldstein ini, berfungsi sebagai standar kuantitatif yang mengukur derajat kekerasan ereksi dan sekaligus mengukur efektifitas pengobatan pada pasien yang menderita DE.
Metode yang dikembangkan pfizer ini, kemudian akan digunakan untuk memonitor dan mengobati pasien hingga mereka bisa mencapai potensi ereksi yang sempurna.
EHS dibagi dalam empat grade berbeda yang bisa digunakan para pria untuk menentukan derajat tingkat kekerasan ereksinya. Untuk Anda yang memiliki tingkat derajat kekerasan ereksi grade 1, artinya penis Anda membesar namun tidak keras sehingga tidak bisa melakukan penetrasi. Dalam skala ini, Anda harus waspada karena artinya Anda telah masuk dalam tahap mengalami DE.
Sementara jika Anda berada pada grade 4 yakni dimana penis Anda keras dan tegang seluruhnya layaknya mentimun, maka Anda harus merasa puas dan berbangga hati, karena artinya, Anda memiliki derajat ereksi yang ideal untuk mendapatkan kepuasan seksual yang optimal. Jadi, berada dalam grade yang manakah Anda saat ini?

Tipe Erection Hardscore (EHS) :
1. EHS 1 merupakan ereksi jenis tape yakni dimana penis bisa membesar namun tidak keras, untuk tipe yang satu ini, penetrasi tidak bisa dilakukan.
2. EHS 2 merupakan ereksi jenis pisang, yakni dimana penis bisa membesar dan keras, namun tidak cukup keras untuk melakukan penetrasi.
3. EHS 3 merupakan ereksi jenis sosis, dimana penis cukup keras untuk melakukan penetrasi namun tidak seluruhnya keras
4. EHS 4 merupakan ereksi jenis ketimun, dimana penis keras seluruhnya dan tegang seluruhnya, sehingga proses penetrasi bisa menghasilkan kepuasan seksual yang paling maksimal.


Ada apa dengan lajang?


Dalam cuplikan sebuah iklan yang kini tengah gencar beredar ditelevisi, ada hal yang cukup menarik ketika seorang pria yang berada didalam sebuah pesta pernikahan merasa kebingungan saat seluruh keluarganya terus menanyakan perihal kapan dia menikah.
Sekilas iklan tersebut, terkesan lucu. Namun jika ditelaah lebih lanjut makna dibalik itu semua adalah bagaimana kejadian itu umum terjadi dimasyarakat kita ketika ada orang yang masih sendiri, diusianya yang sudah dianggap layak berkeluarga.

Dinegeri ini, para lajang terutama lajang perempuan diusia yang disebut rentan atau diatas kepala tiga memang masih dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak lazim dan bahkan dianggap aib dibeberapa wilayah tertentu.
Pasalnya, sejak jaman nenek moyang kita hingga bahkan kini dibeberapa wilayah terpencil, wanita-wanita muda sudah diharuskan menikah diusia yang tergolong masih sangat dini.
Walhasil, mereka-mereka yang memutuskan menunda pernikahannya karena berbagai hal, umumnya dianggap terlalu pemilih atau yang lebih ekstrim dianggap tidak laku oleh sebagian orang.
Padahal, banyak orang yang memutuskan untuk melajang karena keinginan pribadinya, dan merasa bahagia dengan kondisinya tersebut.
Menurut psikolog Ratih Andjayani Ibrahim, presentase peningkatan lajang di kota metropolitan seperti Jakarta, memang kian meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut, dipicu oleh gaya hidup masyarakat dan juga makin berubahnya fokus kehidupan seseorang. “Saat ini makin banyak orang yang lebih memikirkan urusan karirnya terlebih dahulu dibandingkan dengan urusan jodoh ini,” ujar Ratih.
Beberapa alasan yang diajukan mulai dari belum menemukan pasangan yang cocok, merasa mapan dengan hidupnya, hingga sibuk dengan urusan karirnya. Ratih menyebutkan, bahwa hal tersebut sah-sah saja, selama orang tersebut merasa enjoy melakukannya, dan tidak merasa terpaksa menjalaninya.
Lajang sebagai pilihan hidup
Meskipun hidup single, namun bukan berarti seseorang tidak bisa bahagia. Karena pada dasarnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan hidup seseorang.
Menurut Ratih, menjadi seorang single yang bahagia, terutama harus memahami kunci utama dari kebahagiaan yang tergantung pada diri mereka sendiri.
“Kebahagiaan itu tergantung dari cara berfikir, menalar, menelaah, dan mempersepsi segala sesuatu, serta selalu berpikir positif,” ujar Ratih.
Beberapa kunci yang harus dipegang si single ini antaralain memberi makna pada hidup, dengan menentukan tujuan hidupnya. Kunci selanjutnya adalah bersikap realistis, sehingga bisa menerima keadaan apapun yang dihadapinya.
Kunci yang terakhir menurut Ratih adalah memiliki selera humor yang tinggi, bisa membuat Anda melupakan masalah Anda dan merasakan kebahagiaan yang sebenarnya dalam hidup Anda. Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur dengan apa yang Anda miliki saat ini.
Lajang sebagai penghindar perceraian
Dengan kondisi tradisi yang masih kuat dengan stigma pernikahan diusia 25 tahunan, banyak orang yang akhirnya merasa takut hidup melajang karena khawatir dengan cibiran orang.
Hingga pada akhirnya banyak orang yang kemudian terpaksa menikah untuk menghindari omongan orang. Bahkan, mereka yang biasanya memiliki standar baku dalam memilih pasangan hidupnya, lantas terpaksa memilih secara sembarang asalkan bisa mendapatkan pasangan demi membungkam omongan orang.
Padahal dengan keputusan ini, maka dia telah membuka masalah baru yakni dihadapkan pada perkawinan beresiko besar menghadapi perceraian. Jadi, pilihan melajang menjadi hal positif ketika bisa menghindarkan Anda dari kemungkinan perceraian karena berada dalam perkawinan yang tidak dilandasi dengan cinta kasih.

Delapan kunci menjadi lajang bahagia
1. Fokus pada hal-hal yang positif pada diri Anda.
2. Menyibukkan diri dengan kegiatan keseharian Anda
3. Lakukan kegiatan yang berkaitan dengan hobi Anda, terutama hobi yang mengembangkan diri Anda menjadi individu yang lebih baik
4. Membaca, untuk mengembangkan wawasan, sekaligus memberikan waktu Anda memanjakan diri
5. Mendengarkan musik favorit untuk membangun mood dan membuat hidup tidak sepi
6. Merawat diri dengan menjaga kebersihan, kesehatan, dan kebugaran tubuh. Makanlah dengan baik, dan manjakan diri Anda dengan merawat diri di salon sesekali.
7. Bergaullah! Hubungi dan kunjungi keluarga dan teman-teman lamamu. Dan jangan takut menjalin hubungan dengan teman-teman baru.
8. Don’t forget to have fun. Dalam sehari beri kesempatan bagi dirimu sendiri untuk rileks dan menjadi gembira. Jangan ragu-ragu sesekali melakukan hal konyol bersama teman-teman. Yang terpenting jangan lupa bergembira dan tertawalah untuk menghibur diri Anda.

televisi oh televisi

Pengaruh buruk televisi pada perkembangan budaya dan pola pikir masyarakat sudah tak lagi bisa ditolerir. Bahkan program yang diperuntukkan untuk anakpun, seolah bukan lagi bisa jadi acuan anak untuk memperoleh pengetahuan yang mampu menjadikannya pribadi yang kuat dan memiliki pola pikir yang masuk akal.
Makin minimnya program acara khusus untuk anak-anak yang menyajikan pengetahuan murni seolah menambah makin tak berbobotnya dunia pertelevisian kita saat ini.

Bahkan kini anak-anakpun tak lagi memiliki lagu-lagu khas bocah cilik yang dulu sering ditampilkan televisi melalui beragam acaranya. Tak ada lagi lantunan lagu-lagu karya pak kasur dan bu kasur diperdengarkan. Tak ada lagi Melissa kecil, Joshua kecil, ataupun trio kwek-kwek yang dulu jadi idola para bocah cilik.
Anak-anak mulai berbaur dengan kaum gruppies yang lantas memaksa mereka dewasa melalui telinga dan mata, secara audio dan visual.
Meski awalnya aku bersikap tak perduli, namun kini mulai terusik ketika keponakan kecilku mulai terpengaruh sisi buruk dari televisi. Atau tepatnya ia menjadi paranoid akibat tayangan televisi. Bayangkan saja, anak sekecil dia takut bukan main pada petugas penyemprot nyamuk demam berdarah. Sungguh sesuatu hal yang tidak masuk akal.
Ketika tahu hari ini akan ada program penyemprotan nyamuk dia panik bukan main. Seluruh tubuhnya gemetar, bibirnya pucat, dan keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia histeris meminta agar petugas tidak mendatangi rumah, dan meminta dibawa jauh dari rumah untuk menghindari petugas tersebut.
Awalnya kupikir ketakutannya bermula dari suara mesin penyemprot yang luarbiasa kencang, atau bau zat kimia didalamnya yang memang membuat hidung nyeri itu. Namun ketika kutanya alasannya, dia mengatakan hal yang bikin aku kecewa luarbiasa. "Aku takut kena semprotan nyamuk, nanti kaya di film si entong, yang kena semprotan jadi nyamuk."Bayangkan, mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa dibayangkan betapa
pengaruh televisi telah merasuki pikiran dan bahkan psikologisnya. Sebagai individu kekecewaan berat jelas terasa dengan kondisi media yang saat ini tidak bersahabat dan tidak berusaha mengakrabi generasi anak-anak. Apalagi mengingat kenyataan bahwa saat ini hampir semua jenis media massa terutama televisi lebih peduli pada rating dan pemasukan iklan dibandingkan dengan content dan pengaruhnya pada audiensnya. Alih-alih persaingan&usaha bertahan hidup seolah menjadi hal yang mampu menghalalkan
sekaligus mengorbankan pola pikir sekaligus budaya konsumennya. Kalau sudah begini, tampaknya kita telah menjadi bangsa yang maju dalam segi teknologi sekaligus bangsa yang mundur dari segi budaya dan juga karakter bangsa.

Monday, January 21, 2008

Tangis hari ini sama dengan hari kemarin. Akhirnya Tuhan menjawab doa-doaku selama ini. Meski benci, meski sedih namun aku bahagia untuknya.
Rasanya seperti saat itu, ketika antara senang dan terharu bercampur membuat aku cuma bisa diam dengan lutut bergetar. Ini salah satu bahagia besar diantara sedihku. Semoga semua kebaikannya bermula dari hari ini.


Sunday, January 20, 2008

semoga suatu saat

bukankah aku tak pernah menuntut apapun, bahkan untuk waktumu, karena kutahu kau bukan untukku.
bukankah aku selalu ada saat kau butuhkan, entah kapanpun itu?
bukankah telinga, mulut, dan tanganku selalu ada menjagamu?
kenapa semua tak pernah cukup? Mengapa kau terus membuatku hidup dalam rasa bersalah, setelah apa yang kau lakukan selama ini?
Seandainya sekali saja kau renungi apa yang telah kulakukan selama ini, kau pasti paham apa yang kualami, dan kurasakan.
Semoga suatu hari kau sadari keberadaanku. ketika takkan pernah lagi ada seseorang yang akan ada saat kau butuhkan, tak lagi ada telinga untuk mendengar, tangan untuk membantu.
Semoga suatu saat kau sadari kalau aku pernah ada, dan takkan ada seorangpun yang akan mampu bertahan seperti aku selama ini.

Wednesday, January 02, 2008

mimpi sahabat

kemarin sahabatku bercerita mengenai mimpinya tentangku.
"semalem gw mimpi buruk banget tentang lo. Gw mimpi lo meninggal, dan itu terjadi berulang-ulang. Waktu gw mimpi pertama kali, langsung kaget dan terus kebangun kebetulan mesti menyusui. tapi waktu gw tidur lagi, mimpinya itu lagi. tapi anehnya gw gak dikabarin lo meninggal sampe besoknya gw denger dari temen-temen. mereka bilang aneh juga gw gak tahu. Kenapa gw mimpi jelek banget ya, lo juga gak kabarin gw kalau meninggal,"
saat itu aku cuma tertawa dan sekilas menjawab mungkin mau dapet rezeki, dan diapun menimpali dengan ucapan itu mungkin tandanya itu bakal panjang umur. amien kita berdua berucap lantas saling tertawa.
Kemudian aku berpikir saat sendirian semalam, tentang mimpi itu. Ini mungkin yang namanya hubungan batin. malam itu, tepat pada malam pergantian tahun, aku bertekad menjadi mia yang baru, bertekad merubah hidup yang sempat melenceng tahun-tahun sebelumnya. Berharap menjadi mia yang lebih baik dan meninggalkan semua hal buruk dibelakangku. menguburnya dalam-dalam, menaburkan bunga diatasnya, serta memasang nisan rest in peace diatasnya.
Mungkin lewat mimpi sahabatku ini, menjadi pertanda bahwa aku memang harus mengubur kenangan buruk tahun-tahun lalu. Mungkin ini saatnya mia yang lama mati dan berubah menjadi mia baru yang lebih baik. Ini mungkin pertanda bahwa tekadku memang harus terwujud saat ini, tanpa perlu lagi menoleh kebelakang mengingat memori buruk tentang hidup yang sempat melenakan sekaligus menyiksaku. Yup aku akan berubah, dengan segala kemampuanku aku akan berubah. selamat tinggal mia yang lama, dan selamat datang mia yang baru. semoga kebaikan selalu ada menyelubungi hidupmu.

Tuesday, January 01, 2008

ku akan tegar

harimu dimulai dengan hujan
seolah tahu apa yang kurasakan
kekhawatiran menjalani awal tahun ini.
tak perlu kau khawatir wahai alam
aku akan baik-baik saja
meski air mata mungkin akan ada
aku akan tegar
setegar kau menempaku selama ini
aku akan pasrah
jelang tahun kelima awal 2008,
aku pasrah
melalui semua rasa yang pernah ada disini,
aku pasrah
pada nasib yang terus memporak porandakan perasaan dan hatiku,
aku pasrah
pada semua takdir baik dan buruk yang harus kujalani,
aku pasrah
kuserahkan semua hatiku tanpa sisa lagi,
kuserahkan semua perasaan yang pernah ada,
kulepaskan semua angan yang pernah singgah,
untuk kau simpan atau hempaskan,
aku pasrah,
dan aku akan tegar