beraninya kau datang ketika hatiku tengah gundah?
siapa kau?
beraninya kau diam-diam masuk dalam hidupku dengan semua kelazimanmu?
siapa kau?
aku tak kenal kau
selain sosok diam bermisteri
yang terbahak norak saat tergelitik canda
yang gemar menggosok hidung saat serius dan gugup
yang berjalan dengan goyangan kepala naik turunmu
hei siapa kau?
kenapa kau masih berdiri disini?
hanya diam dan hanya diam
hei siapakah kau?
Kita duduk terdiam
Dikursi besi tua berkarat
Dibawah pohon beringin raksasa
Dengan teman angin tengah malam Jakarta
ditaman luas mereka berpasangan, dengan kita diantaranya
Helaian daun gugur menerpa wajahku
Kita begitu dekat....
tapi ku tak merasakanmu
tubuhmu disampingku
dan kuhanya mampu menghirup aromanya
ahh berat rasanya, tapi ku cinta saat itu
for u out there
01.00 dinihari ini langit cerah
kilatan cahaya televisi masih setia berkilat
suara gemirisik air terus bersahutan
hingga pagi dan malam menyapa bergantian
bosan? mungkin
lelah? entahlah
benci? tak tahulah
namun pasti kurindukan
to life
dia menghampiri
dengan jemari mungilnya dia usap kepalaku
suara kecilnya singkat berkata
i love u bunda
kemudian dia kembali berlari pada sepeda kecilnya
namun aku disini
masih terpukau
masih berderai
masih tersenyum
masih menikmati
usapan jemari mungilnya
yang mungkin merasakan kepedihanku
my little sunshine
tubuhnya mulai terlihat makin ringkih
dengan kerutan dalam dibawah matanya
sosok yang dulu dan kini begitu kutakuti
dia kini terlihat jauh berbeda
seringku seolah tak peduli
dalam diamnya, marahnya, duduknya, bahkan tidurnya aku tahu
ada jiwa yang terbelenggu
karena dalam dirinya kulihat diriku
maaf jika selama ini tak sempat terlontar ucapan cinta dari bibir ini
tak pernah ada lagi pelukan hangat dari tangan ini
tak pernah ada lagi telinga yang bisa mendengar kesahmu
biarlah aku mencintaimu dalam kesunyian ini
karena didalam hatimu
kau pasti tahu aku adalah dirimu
dad, for love
uffhh seketika damai menyelimuti
ketika kudengar suara itu
suara itu begitu biasa, namun lembut dan menyentuh kalbuku
suara yang kerap melantunkan kata,
petuah, senandung, kemarahan, dan juga kesedihan
suara yang akrab menyapa telingaku sejakku menyapa dunia ini
suara yang selalu kurindukan
bahkan saat kebencian bersemayam dihatiku
suara yang ingin selalu kudengar selamanya
suara pemberiku kekuatan
bahkan dikala aku merasa hancur
my mom my hero
empat tahun lalu aku melihatnya
dengan tubuh mungil dan kulit coklatnya
dia terlihat rentan dan rapuh, tapi entah kenapa
hatiku merasa dia berbeda, tapi entah kenapa
sejak saat itulah kita dekat, tapi entah kenapa
lantas kau berubah, entah mengapa
berani tapi ketakutan, entah mengapa
kau menolak menangis, meski ku membacanya, entah mengapa
aku tak tahu apa dibalikmu sebenarnya, entah mengapa
terkadang tampil sebagai sosok asing yang menjengkelkan, sosok ceria yang menyenangkan, atau sosok diam yang mencurigakan
kita saling tertawa, terdiam, bingung, bersenandung, marah, benci, tapi kukembali, entah mengapa
dan kini ku tetap disini, mengamatimu, mengingatkanmu, mengeluh padamu, dan terus ingin menjagamu
tahu mengapa?
karena kau sahabatku
for my bestfriend: menangis bukan kelemahan, tapi keberanian mengungkapkan perasaan.